Friday, March 22, 2013

MARI BERTAUBAT !!!

Taubat berarti kembali, sebuah perasaan takut pada Allah yang mendorong seorang hamba untuk kembali kepadaNya. Taubat diawali dengan pemahaman akan dosa serta kedudukan diri di hadapan Allah, pemahaman yang menimbulkan rasa takut dan menimbulkan perbuatan, yaitu keinginan bertaubat dan konsisten bertaubat.

Ketika mendengar kata taubat, sebagian orang bisa saja berpikir bahwa taubat ini hanya diperuntukkan bagi para pelaku dosa besar, berpikir bahwa perintah taubat ini hanya diperuntukkan bagi mereka yang telah berzina, jauh dari Islam atau dosa besar lainnya. Tapi, yakinkah kita bebas dari dosa besar itu?

Sesungguhnya seorang Mukmin itu melihat dosa-dosanya seolah-olah dia berada di kaki sebuah gunung, dia khawatir gunung itu akan menimpanya. Sebaliknya, orang yang durhaka melihat dosa-dosanya seperti seekor lalat yang hinggap di atas hidungnya, dia mengusirnya dengan tangannya –begini-, maka lalat itu terbang. [HR. at-Tirmidzi]

Sahabatku, mari kita renungkan lagi amalan kita. Bukankah mengakhirkan shalat itu dosa besar? Bukankah menggunjing itu dosa besar? Bebaskah mata ini dari dosa? Dari melihat yang tidak seharusnya?
Maka kecelakaan bagi orang yang melakukan shalat. (yaitu) Mereka yang lalai dalam shalatnya. (QS Al Ma’un:4-5)

Sukakah salah seorang kalian makan bangkai saudaranya? (QS Al Hujurat:12)

“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat. ”(QS. An Nuur: 31)

Begitu banyak dosa di sekitar kita yang mungkin tidak disadari. Memang manusia pada dasarnya tidak bisa lepas dari dosa. Kita, dengan segala keadaan yang dimiliki, punya potensi untuk bermaksiat, sesuai dengan fitrah penciptaan manusia. Namun dengan banyaknya maksiat itu kita diciptakan untuk mengenal Allah. Malukah kita jika nanti ketika kita datang kepada Allah dan berkata, “Kau telah menciptakanku dan aku tidak mengenal-Mu.” Maka dengan segala maksiat yang telah diperbuat, bukanlah aib jika kita datang kepada Allah, memohon ampunan kepada-Nya.

Dalam suatu hadits yang diriwayatkan oleh Anas ra. ia berkata, “Rasulullah SAW. bersabda: “Sungguh Allah sangat gembira dengan taubat hambaNya ketika bertaubat kepada-Nya, melebihi senangnya seorang hamba yang bepergian dengan binatang tunggangannya di sebuah negeri yang gersang, lalu kendaraannya tadi hilang, padahal bekal makan dan minumnya berada di atasnya, sampai ia putus asa untuk bisa mendapatkannya lagi, lalu ia berteduh di bawah pohon dengan diliputi keputusasaan. Ketika seperti itu, tiba-tiba kendaraannya berdiri di sampingnya, lalu ia pegang tali kendalinya, kemudian berkata dengan gembiranya : “Ya Allah, Engkau adalah hambaku sedangkan aku adalah tuhan-Mu!! Dia salah mengucapkannya karena terlalu gembiranya.” (HR. Muslim)

 Allah berfirman, “Dan bertaubatlah kalian semua kepada Allah wahai orang-orang yang beriman mudah-mudahan kalian menjadi orang yang beruntung. (QS An Nur :31)
…Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat, dan orang yang menyucikan diri. (QS Al Baqarah:22)
Dan barangsiapa yang belum bertaubat maka mereka termasuk golongan orang-orang dzalim (QS Al Hujurat:11)
Dan pada hari kiamat kamu akan melihat orang yang berbuat dusta kepada Allah mukanya menjadi hitam. Bukankah di neraka Jahannam itu ada tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri? (QS Az Zumar:60)

Dalam ayat di atas disebutkan bahwa Allah memerintahkan taubat untuk orang-orang beriman, bukanlah hanya mereka yang berdosa besar. Artinya perintah ini memang ditujukan kepada setiap Muslim. Sungguh indah perkataan Allah yang menyatakan bahwa Allah akan mencintai mereka yang bertaubat dan senantiasa menyucikan diri. Mungkin sahabat pernah mendengar hadits yang mengatakan salah satu orang yang akan dinaungi oleh Allah di hari kiamat kelak yaitu orang yang berzikir kepada Allah dalam keadaan sendiri hingga kedua matanya meneteskan air mata. Lalu kapankah kita terakhir menangis karena Allah? Kapankah kita sujud dengan dalam di hadapan Allah?

Dua mata yang tidak akan disentuh oleh api Neraka: (pertama) mata yang menangis karena takut kepada Allah Subhanahu wata’ala, (kedua) mata yang bermalam dalam keadaan berjaga di jalan Allah Subhanahu wata’ala.” (HR. At-Tirmidzi)

Sahabatku, setelah kita tahu pentingnya bertaubat, maka timbul pertanyaan taubat seperti apakah yang akan diterima oleh Allah? Diantaranya ada tiga macam syarat taubat yang menjadi hak Allah yaitu:
  1. Menyesal
  2. Berhenti dari berbuat dosa
  3. Bertekad untuk tidak melakukannya lagi
Ketiga syarat taubat ini merupakan amalan hati, dan amalan hati hanya Allah lah yang mengetahui diterima atau tidaknya. Kita hanya bisa berusaha untuk terus mengoreksi diri dan amalan kita, mengoreksi niat yang mungkin kurang terjaga. Masalah diterima atau tidaknya, kita serahkan kembali pada Allah. Bahkan bagi mereka yang bertaubat, Allah tidak hanya akan mengampuni dosanya, Allah pun akan diganti dengan kebaikan (lihat QS Al Furqan : 68-70)

Sahabatku, marilah kita senantiasa mengoreksi lagi amalan kita, memperhatikan lagi apakah selama ini dalam beramal kita telah memenuhi syaratnya, yaitu ikhlas dan ittiba’? Teruslah bertaubat, meminta ampunan kepada Allah dari segala maksiat yang telah dilakukan, agar saat bertemu denganNya kelak, Allah pun akan senang kepada kita.

Sungguh Allah membentangkan tanganNya setiap malam agar orang yang berbuat kejelekan di siang hari mau bertaubat. Dan Dia juga membentangkan tanganNya di siang hari agar orang yang berbuat kejelekan di malam hari mau bertaubat. (HR Muslim dan Imam Ahmad).

No comments: