Perlu diperhatikan, bahwa
pembahasan ilmu nahwu hanya berkisar pada huruf akhir kalimat saja. Sedangkan
untuk huruf-huruf yang lain dibahas dalam fan shorof. Sebagai contoh, kita
ingin mengetahui pembacaan lafadh زيد
dari kalimat قام زيد . ilmu nahwu hanya
membahas bagaimana cara membaca huruf د , sementara pembacaan huruf ز dan ي adalah wilayah ilmu shorof. Dengan
demikian, praktek shorof relatif lebih sulit daripada nahwu.
Lafadh نَصَرَ diikutkan wazan أفعل , maka berbunyi أَنْصَرَ, يُنْصِرُ, إنْصَارًا ….. إلخ
Ketika diikutkan
wazan فعَّل , maka berbunyi نَصَّرَ, يُنْصِرُ, تَنْصِيْرًا ….. إلخ dst. sampai wazan افْعَالَّ.
Lafadh وَقىَّ diikutkan wazan أفعل , maka berbunyi أَوْقىَ, يُوْقِيْ, إِيْقَاءً ….. إلخ
etika diikutkan
wazan فعَّل , maka berbunyi وَقىَّ, يُوَقِّيْ, تَوْقِيًّا, تَوْقِيَةً ….. إلخ dst. sampai wazan
افْعَالَّ.
Lafadh خَرَجَ diikutkan pentashrifan fi’il madli, maka berbunyi خَرَجَ, خَرَحَا, خَرَجُوْا, خَرَجَتْ ….. إلخ
Ketika diikutkan pentashrifan fi’il mudlori’, maka berbunyi يَخْرُجُ, يَخْرُجَانِ, يَخْرُجُوْنَ, تَخْرُجُ ….. إلخ
Ketika diikutkan pentashrifan fi’il amr, maka berbunyi لِيَخْرُجْ, لِيَخْرُجَا, لِيَخْرُجُوْا, لِتَخْرُجْ ….. إلخ
Ketika diikutkan pentashrifan isim fa’il, maka berbunyi خَارِجٌ, خَارِجَانِ, خَارِجُوْنَ, وَخُرَّاجٌ ….. إلخ
Ketika diikutkan pentashrifan fi’il mudlori’ dengan nun
taukid tsaqilah, maka berbunyi
يَخْرُجَنَّ, يَخْرُجَانِّ, يَخْرُجُنَّ, تَخْرُجَنَّ ….. إلخ
dst.
Salah satu metode sederhana
praktek tashrif ishthilahy ialah sebagai berikut :
1. Menghafalkan
semua lafadh dalam tashrif ishthilahy.
2. Mengetahui
pengertian semua shighot dan binak.
3. Mengikutkan
lafadh-lafadh tsulatsy mujarrod pada semua wazan tsulasi mazid, satu-persatu.
Mulai dari binak shohih sampai binak lafif maqrun & mafruq. Contoh :
Lafadh نَصَرَ diikutkan wazan أفعل , maka berbunyi أَنْصَرَ, يُنْصِرُ, إنْصَارًا ….. إلخ
Ketika diikutkan
wazan فعَّل , maka berbunyi نَصَّرَ, يُنْصِرُ, تَنْصِيْرًا ….. إلخ dst. sampai wazan افْعَالَّ.
Lafadh وَقىَّ diikutkan wazan أفعل , maka berbunyi أَوْقىَ, يُوْقِيْ, إِيْقَاءً ….. إلخ
etika diikutkan
wazan فعَّل , maka berbunyi وَقىَّ, يُوَقِّيْ, تَوْقِيًّا, تَوْقِيَةً ….. إلخ dst. sampai wazan
افْعَالَّ.
Begitu juga binak-binak yang
lainnya. Sedangkan untuk ruba’iy, prakteknya hampir mirip dengan tlulatsy.
4. Jika
sudah lancar, maka mencoba mengikutkan lafadh pada sebuah wazan dan menyebutkan
sebuah shighotnya. Contoh, lafadh شَوَى
dikutkan wazan استفعل
, kemudian sebutkan isim fa’ilnya ! Maka jawabannya ialah lafadh مُسْتَشْوٍ . Lafadh اخْتَارَ dikutkan
wazan فعَّل
, kemudian sebutkan fi’il amrnya ! Maka jawabannya ialah lafadh خَيِّرْ . Cobalah untuk
menjawab dengan cepat dan tangkas !
1. Menghafalkan
semua lafadh dalam tashrif lughowy.
2. Mengikutkan
lafadh-lafadh tsulatsy mujarrod yang tidak tercantum dalam tashrif lughowy pada
semua lafadh-lafadh yang ada dalam tashrif lughowy, satu-persatu. Mulai dari
binak shohih sampai binak lafif maqrun & mafruq, demikian juga mulai dari
shighot madli sampai zaman-makan. Contoh :
Lafadh خَرَجَ diikutkan pentashrifan fi’il madli, maka berbunyi خَرَجَ, خَرَحَا, خَرَجُوْا, خَرَجَتْ ….. إلخ
Ketika diikutkan pentashrifan fi’il mudlori’, maka berbunyi يَخْرُجُ, يَخْرُجَانِ, يَخْرُجُوْنَ, تَخْرُجُ ….. إلخ
Ketika diikutkan pentashrifan fi’il amr, maka berbunyi لِيَخْرُجْ, لِيَخْرُجَا, لِيَخْرُجُوْا, لِتَخْرُجْ ….. إلخ
Ketika diikutkan pentashrifan isim fa’il, maka berbunyi خَارِجٌ, خَارِجَانِ, خَارِجُوْنَ, وَخُرَّاجٌ ….. إلخ
Ketika diikutkan pentashrifan fi’il mudlori’ dengan nun
taukid tsaqilah, maka berbunyi
يَخْرُجَنَّ, يَخْرُجَانِّ, يَخْرُجُنَّ, تَخْرُجَنَّ ….. إلخ
dst.
Begitu seterusnya, sampai
pentashrifan isim zaman-makan. Demikian juga binak-binak yang lain.
3. Jika
sudah lancar, maka mencoba mengikutkan lafadh pada sebuah shighot dan
menyebutkan sebuah waqi’nya. Contoh, lafadh اسْتَجَابَ dikutkan pentashrifan fi’il
amrnya yang beserta nun taukud khofifah, sebutkanlah waqi’ mufrod muannats
mukhothobahnya ! Maka jawabannya ialah lafadh اِسْتَجِيْبِنْ . Lafadh قَالَ dikutkan
pentashrifan isim fa’ilnya, kemudiansebutkanlah waqi’ jama’ mudzakkar salimnya
! Maka jawabannya ialah lafadh قَائِلُوْنَ
.
Jika tashrif ishthilahy dan
lughowy telah lancar semua, maka dicoba untuk mengkombinasikan keduanya.
Contoh, lafadh سَرَى
diikutkan wazan تفَاعَلَ
, kemudian ikutkan pentashrifan fi’il nahinya yang beserta nun taukid tsaqilah
dan sebutkan waqi’ jama’ mudzakkar gho’ibnya ! Maka jawabannya ialah lafadh لاَ يَتَسَارَوُنَّ .
Wallahu a’lam.
2 comments:
TEKNIK MEMBACA DAN MEMAHAMI KITAB KUNING THORIQOH MANZILAH (Sistematis, Aplikatif dan Evisien)
Pak, ada metode yang sistematis, aplikatif dan evisien dalam membaca dan memehami kitab kuning atau gundul yang terkenal di daerah madura dan sekitarnya sejak tahun 2007 yang lalu bernama THORIQOH MANZILAH atau disebut dengan nama MKKT (Musyawarah Kitab Kuning Thhoriqoh). Belajar kitab dengn metode ini tidak terlalu membutuhkan hafalan, baik kaidah nahwu dan shorrof, tapu cukup takror (mengulang-ulang) saja dari materi yang disajikan. Insya Allah dalam waktu 2-6 bulan secara intensif akan bisa membaca dan memahami dengan baik dan benar. Kitab pegangan yang dijadikan praktek adalah kitab Fathul Qorieb, dalam jangka waktu 2-6 bulan para peserta Diklat harus khatam kitab tersebut dan bisa mengi'rob serta hafal kaidah-kaidah nahwu shorrof tanpa di hafalkan, Kitab teknik ini sudah terbukti keberhasilannya. Kami tidak menjual bukunya, tapi hanya melayani jasa tutor saja dalam bentyuk Diklat. Bagi yang berminat ikut diklatnya, bagi guru hanya 3 hari saja. Bagi siswa yang telah memiliki dasar pengetahuan Nahwu shorrof, secara intensif (3 kali tatap muka) dalam sepekan disediakan waktu 3 bulan. Bagi yang berminat kami akan mengadakan diklat tersebut, apabila jumlah pesertanya sebanyak minimal 10 orang, pendaftaran gratis ! Hub. 08199910077 Drs. H. Muhammad Muhsin Amir Sumenep Madura Jawa Timur.
jazakallah informasinya
Post a Comment