Laporan
intelejen Perancis menyebutkan pemeluk Islam baru di Perancis tahun ini
mencapai 50 ribu orang, . Disebutkan pula bahwa kebanyakan mereka memeluk Islam
atas upaya Jamaah Da’wah wa Tabligh yang berbasis di Pakistan dan memusatkan
banyak kegiatannya di ibukota Perancis Paris. Dalam laporan intelejen yang
disebarkan oleh harian Le Figaro, disebutkan, “Fenomena pemeluk Islam menjadi
perhatian di Paris dan mengundang perhatian lebih serius.”
Gerakan
pemelukan Islam banyak terjadi di sektor Aison, sebuah lokasi di Selatan Paris.
Di tempat itu saja disebutkan ada sekitar 1000 hingga 2000 orang Perancis yang
memeluk Islam di antara total penduduk 50 ribu orang Perancis yang tinggal di
sana.
Secara umum
jumlah Muslim di Perancis berjumlah 6 juta orang. Menurut laporan Islamic
Center Eifrey, wilayah di Aison, hampir setiap pekan ada dua sampai tiga orang
yang masuk Islam. Dalam laporan itu juga disebutkan bahwa kebanyakan orang
Prancis yang memeluk Islam umumnya adalah orang-orang yang tidak memiliki
keyakinan agama sebelumnya, lalu mereka mendapatkan Islam yang mengisi
kekosongan rohani mereka. Di samping itu ada juga yang sebelumnya memiliki
kaitan dengan peradaban kristen tapi kemudian mereka memeluk Islam.
Jamaah Dakwah
wat Tabligh yang berbasis di Pakistan disebutkan cukup banyak berperan besar
menjadikan para pemuda perancis masuk Islam. Dijelaskan bahwa di Aison
misalnya, ada sekitar 400 orang anggota Jamaah Tabligh dan simpatisannya di
sana. Merekalah yang menyerukan berbagai siaraman ruhani sehingga diterima oleh
para pemuda kampung.
Menurut
informasi itu lagi, upaya jamaah tabligh dalam dua tahun terakhir mendapat
persaingan dari arus salafi jihadi yang juga merekrut perhatian para pemuda
disana. Tapi intelejen Perancis memandang arus pemikiran itu merupakan ancaman
bahaya. Khususnya, setelah ada informasi di antara tertuduh dalam peledakan
Darul Baidha pada 16 Mei 2003, salah satunya warga Perancis bernama Peir Robar,
dan ia dihukum penjara seumur hidup.
Le Figaro,
melakukan wawancara dengan seorang Perancis yang masuk Islam dan ia mengganti
namanya dari Olivie menjadi Izzuddin, sejak sepuluh tahun silam. Ia
menceritakan bahwa dirinya bertemu dengan sejumlah kaum muslimin ketika ia
masih memeluk Kristen. Menurutnya Kristen agama yang tidak toleran dan tidak
menerima dialog. “Saya mempelajari sholat dan sejarah Islam. Dan sejak saya
masuk Islam hubungan dengan kedua orang tua yang memeluk Kristen tetap baik,”
ujarnya.
Sumber: eramuslim.com
No comments:
Post a Comment