Banyak orang yang keliru memahami makna hakikat tabarruk dengan
Nabi Muhammad saw, peninggalan-peninggalannya saw, ahlul baitnya saw dan para
pewarisnya yakni para ulama, para kyai dan para wali. Karena hakekat yang belum
mereka pahami, mereka berani menilai kafir (sesat) atau musyrik terhadap mereka
yang bertabarruk pada Nabi saw atau ulama.
Mengenai azimat (Ruqyyah) dengan huruf arab merupakan hal yg
diperbolehkan, selama itu tidak menduakan Allah swt. Sebagaimana dijelaskan
bahwa azimat dg tulisan ayat atau doa disebutkan pd kitab Faidhul Qadir Juz 3
hal 192, dan Tafsir Imam Qurtubi Juz 10 hal.316/317, dan masih banyak lagi
penjelasan para Muhadditsin mengenai diperbolehkannya hal tersebut, karena itu
semata mata adalah bertabarruk (mengambil berkah) dari ayat ayat Alqur’an.
Mengenai benda-benda keramat, maka ini perlu penjelasan yg sejelas-jelasnya,
bahwa benda benda keramat itu tak bisa membawa manfaat atau mudharrat, namun
mungkin saja digunakan Tabarrukan (mengambil berkah) dari pemiliknya dahulu,
misalnya ia seorang yg shalih, maka sebagaimana diriwayatkan :
• Para sahabat seakan akan hampir saling bunuh saat berdesakan
berebutan air bekas wudhunya Rasulullah saw (Shahih Bukhari Hadits no. 186)
• Allah swt menjelaskan bahwa ketika Ya’qub as dalam keadaan buta,
lalu diusapkanlah ke wajahnya pakaian Yusuf as, maka iapun melihat, sebagaimana
Allah menceritakannya dalam firman Nya SWT : “(Berkata Yusuf as pada kakak
kakaknya) pergilah kalian dengan bajuku ini, lalu usapkan kewajah ayahku, maka
ia akan sembuh dari butanya” (QS Yusuf 93), dan pula ayat : “Maka ketika
datang padanya kabar gembira itu, dan diusapkan pada wajahnya (pakaian Yusuf
as) maka ia (Ya’qub as) sembuh dari kebutaannya” (QS Yusuf 96).
Ini merupakan dalil Alqur’an, bahwa benda/pakaian orang orang
shalih dapat menjadi perantara kesembuhan dengan izin Allah tentunya, kita
bertanya mengapa Allah sebutkan ayat sedemikian jelasnya?, apa perlunya
menyebutkan sorban Yusuf as dengan ucapannya : “Pergilah kalian dengan
bajuku ini, lalu usapkan kewajah ayahku, maka ia akan sembuh dari butanya” .
Untuk apa disebutkan masalah baju yg diusapkan kewajah ayahnya?, agar kita
memahami bahwa Allah memuliakan benda benda yang pernah bersentuhan dengan tubuh
hamba hamba Nya yang shalih. Kita akan lihat dalil-dalil lainnya.
• Setelah Rasul saw wafat maka Asma binti Abu Bakar Shiddiq ra
menjadikan baju beliau saw sebagai pengobatan, bila ada yang sakit maka ia
mencelupkan baju Rasul saw itu di air lalu air itu diminumkan pada yang sakit
(shahih Muslim hadits no.2069).
• Rasul saw sendiri menjadikan air liur orang mukmin sebagai berkah
untuk pengobatan, sebagaimana sabda beliau : “Dengan Nama Allah atas tanah
bumi kami, demi air liur sebagian dari kami, sembuhlah yg sakit pada kami, dengan
izin tuhan kami” (shahih Bukhari hadits no.5413), ucapan beliau saw : “demi
air liur sebagian dari kami” menunjukkan bahwa air liur orang mukmin dapat
menyembuhkan penyakit, dengan izin Allah swt tentunya, sebagaimana dokter pun
dapat menyembuhkan, namun dengan izin Allah pula tentunya. Hadits ini
menjelaskan bahwa rasul saw bertabarruk dg air liur mukminin, bahkan tanah
bumi, menunjukkan bahwa pada hakikatnya seluruh alam ini membawa keberkahan
dari Allah swt.
• Seorang sahabat meminta Rasul saw shalat dirumahnya agar kemudian
ia akan menjadikan bekas tempat shalat beliau saw itu musholla dirumahnya, maka
Rasul saw datang kerumah orang itu dan bertanya : “Dimana tempat yg kau
inginkan aku shalat?”. Demikian para sahabat bertabarruk dengan bekas
tempat shalatnya Rasul saw hingga dijadikan musholla (Shahih Bukhari hadits
no.1130).
• Nabi Musa as ketika akan wafat ia meminta didekatkan ke wilayah
suci di palestina, menunjukkan bahwa Musa as ingin dimakamkan dengan mengambil
berkah pada tempat suci (shahih Bukhari hadits no.1274).
• Allah memuji Nabi saw dan Umar bin Khattab ra yang menjadikan
Maqam Ibrahim as (bukan makamnya, tetapi tempat Ibrahim as berdiri dan berdoa
di depan Ka’bah yang dinamakan Maqam Ibrahim as) sebagai tempat shalat
(musholla), sebagaimana firman Nya : “Dan mereka menjadikan tempat berdoanya
Ibrahim sebagai tempat shalat” (QS Al Imran 97), maka jelaslah bahwa Allah
swt memuliakan tempat hamba hamba Nya berdoa, bahkan Rasul saw pun bertabarruk
dengan tempat berdoanya Ibrahim as, dan Allah memuji perbuatan itu.
• Diriwayatkan ketika Rasul saw baru saja mendapat hadiah selendang
pakaian bagus dari seorang wanita tua, lalu datang pula orang lain yang segera
memintanya selagi pakaian itu dipakai oleh Rasul saw, maka riuhlah para sahabat
lainnya menegur si peminta, maka sahabat itu berkata : “Aku memintanya
karena mengharapkan keberkahannya ketika dipakai oleh Nabi saw dan kuinginkan
untuk kafanku nanti” (Shahih Bukhari hadits no.5689), demikian cintanya para
sahabat pada Nabinya saw, sampai kain kafan pun mereka ingin yang bekas
sentuhan tubuh Nabi Muhammad saw.
• Sayyidina Umar bin Khattab ra ketika ia telah dihadapan sakratul
maut, yaitu sebuah serangan pedang yang merobek perutnya dengan luka yang
sangat lebar, beliau tersungkur roboh dan mulai tersengal sengal beliau berkata
kepada putranya (Abdullah bin Umar ra), “Pergilah pada ummul mukminin,
katakan padanya aku berkirim salam hormat padanya, dan kalau diperbolehkan aku
ingin dimakamkan disebelah Makam Rasul saw dan Abu Bakar ra”, maka ketika
Ummul mukminin telah mengizinkannya maka berkatalah Umar ra : “Tidak ada
yang lebih kupentingkan daripada mendapat tempat di pembaringan itu”
(dimakamkan disamping makam Rasul saw” (Shahih Bukhari hadits no.1328).
Dihadapan Umar bin Khattab ra kuburan Nabi saw mempunyai arti yang sangat
Agung, hingga kuburannya pun ingin disebelah kuburan Nabi saw, bahkan ia
berkata : “Tidak ada yang lebih kupentingkan daripada mendapat tempat di
pembaringan itu”.
• Demikian pula Abu Bakar shiddiq ra, yang saat Rasul saw wafat
maka ia membuka kain penutup wajah Nabi saw lalu memeluknya dengan derai tangis
seraya menciumi tubuh beliau saw dan berkata : “Demi ayahku, dan engkau dan
ibuku wahai Rasulullah.., tiada akan Allah jadikan dua kematian atasmu, maka
kematian yang telah dituliskan Allah untukmu kini telah kau lewati”.
(Shahih Bukhari hadits no.1184, 4187).
• Salim bin Abdullah ra melakukan shalat sunnah di pinggir sebuah
jalan, maka ketika ditanya ia berkata bahwa ayahku shalat sunnah ditempat ini,
dan berkata ayahku bahwa Rasulullah saw shalat di tempat ini, dan dikatakan
bahwa Ibnu Umar ra pun melakukannya. (Shahih Bukhari hadits no.469).
Demikianlah keadaan para sahabat Rasul saw, bagi mereka tempat-tempat yang
pernah disentuh oleh tubuh Muhammad saw tetap mulia walau telah diinjak ribuan
kaki, mereka mencari keberkahan dengan shalat pula ditempat itu, demikian
pengagungan mereka terhadap sang Nabi saw.
• Dalam riwayat lainnnya dikatakan kepada Abu Muslim, wahai Abu
Muslim, kulihat engkau selalu memaksakan shalat ditempat itu?, maka Abu Muslim
ra berkata : Kulihat Rasul saw shalat ditempat ini” (Shahih Bukhari
hadits no.480).
• Sebagaimana riwayat Sa’ib ra, : “aku diajak oleh bibiku kepada
Rasul saw, seraya berkata : “Wahai Rasulullah.., keponakanku sakit..,”
maka Rasul saw mengusap kepalaku dan mendoakan keberkahan padaku, lalu beliau
berwudhu, lalu aku meminum air dari bekas wudhu beliau saw, lalu aku berdiri
dibelakang beliau dan kulihat tanda Kenabian beliau saw” (Shahih Muslim hadits
no.2345).
• Riwayat lain ketika dikatakan pada Ubaidah ra bahwa kami memiliki
rambut Rasul saw, maka ia berkata: “Kalau aku memiliki sehelai rambut beliau
saw, maka itu lebih berharga bagiku dari dunia dan segala isinya” (Shahih
Bukhari hadits no.168). demikianlah mulianya sehelai rambut Nabi saw dimata
sahabat, lebih agung dari dunia dan segala isinya.
• Diriwayatkan oleh Abi Jahiifah dari ayahnya, bahwa para sahabat
berebutan air bekas wudhu Rasul saw dan mengusap-usapkannya ke wajah dan kedua
tangan mereka, dan mereka yang tak mendapatkannya maka mereka mengusap dari
basahan tubuh sahabat lainnya yang sudah terkena bekas air wudhu Rasul saw lalu
mengusapkan ke wajah dan tangan mereka” (Shahih Bukhari hadits no.369, demikian
juga pada Shahih Bukhari hadits no.5521, dan pada Shahih Muslim hadits no.503
dengan riwayat yang banyak).
• Diriwayatkan ketika Anas bin Malik ra dalam detik-detik sakratul maut
ia yang memang telah menyimpan sebuah botol berisi keringat Rasul saw dan
beberapa helai rambut Rasul saw, maka ketika ia hampir wafat ia berwasiat agar
botol itu disertakan bersamanya dalam kafan dan hanut nya (shahih Bukhari
hadits no.5925).
Tampaknya kalau mereka ini hidup di zaman sekarang, tentulah para
sahabat ini sudah dikatakan musyrik. Tentu Abu Bakar ra sudah dikatakan musyrik
karena menangisi dan memeluk tubuh Rasul saw dan berbicara pada jenazah beliau
saw, Tentunya umar bin khattab sudah dikatakan musyrik karena disaat sakaratul maut
bukan ingat Allah malah ingat kuburan Nabi saw.
Nah.. kita boleh menimbang diri kita, apakah kita sejalan dengan sahabat
atau kita sejalan dengan generasi sempalan. Wahai saudaraku, jangan alergi
dengan kalimat syirik, syirik itu adalah bagi orang yang berkeyakinan ada Tuhan
lain selain Allah, atau ada yang lebih kuat dari Allah, atau meyakini ada Tuhan
yang sama dengan Allah swt. Inilah makna syirik. Sebagimana sabda Nabi saw : “Keberkahan
adalah pada orang-orang tua dan ulama kalian” (Shahih Ibn Hibban hadits
no.559).
Dikatakan oleh Al hafidh Al Imam Jalaluddin Abdurrahman As-Suyuthiy
menanggapi hadits yang diriwayatkan dalam shahih Muslim bahwa Rasul saw membaca
mu’awwidzatain lalu meniupkannya ke kedua telapak tangannya, lalu
mengusapkannya ke sekujur tubuh yang dapat disentuhnya, hal itu adalah tabarruk
dengan nafas dan air liur yang telah dilewati bacaan Alqur’an, sebagaimana tulisan
dzikir dzikir yang ditulis dibejana (untuk obat). (Al Jami’usshaghiir Imam As-Suyuthiy
Juz 1 hal 84 hadits no.104)
Telah dibuktikan pula secara ilmiah oleh salah seorang Profesor
Jepang, bahwa air itu berubah wujud bentuknya dengan hanya diucapkan padanya kalimat-kalimat
tertentu. Bila ucapan itu berupa cinta, terima kasih dan ucapan-ucapan indah
lainnya maka air itu berubah wujudnya menjadi semakin indah. Bila
diperdengarkan ucapan cacian dan buruk maka air itu berubah menjadi buruk wujud
bentuknya, dan bila dituliskan padanya tulisan mulia dan indah seperti terima kasih,
syair cinta dan tulisan indah lainnya maka ia menjadi semakin indah wujudnya.
Bila dituliskan padanya ucapan caci maki dan ucapan buruk lainnya maka ia
berubah buruk wujudnya, kesimpulannya bahwa air itu berubah dengan perubahan
emosi orang yg didekatnya, apakah berupa tulisan dan perkataan.
Keajaiban alamiah yg baru diketahui masa kini, sedangkan Rasul saw
dan para sahabat telah memahaminya, mereka bertabarruk dengan air yang
menyentuh tubuh Rasul saw, mereka bertabarruk dengan air doa yang didoakan oleh
Rasul saw, maka hanya mereka mereka kaum muslimin yg rendah pemahamannya dalam
syariah inilah yang masih terus menentangnya padahal telah dibuktikan secara
ilmiah, menunjukkan pemahaman mereka itulah yang jumud dan terbelakang.
Walillahit taufiq.
No comments:
Post a Comment