Oleh : Ust. Lutfi Yusuf Al-Banjary
"Sesungguhnya Kalian adalah umat yang
terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyeru kepada yang Ma'ruf (dakwah), dan
mencegah yang mungkar, dan beriman kepada Alloh..." ( QS: 3 : 110 )
Alloh SWT berikan pujian ini bukan hanya untuk laki laki saja,
bukan untuk Abu Bakar ra, Umar ra, Utsman ra, Ali ra, tidak, tetapi juga untuk,
Aisyah r.ha, Hafsah r.ha, Khadijah r.ha, Fathimah r.ha, Summayyah r.ha, Asma
r.ha dan yang lainnya, laki laki dan wanita. Jadi kata kata "kuntum"
di sini ini untuk kaum laki laki dan wanita, para sahabat ra dan para sahabiyah
r.ha. Mereka para sahabat ra dipuji oleh Alloh SWT, sebagai umat terbaik, ini
sebab kerja sama mereka dalam dakwah baik laki laki, maupun perempuan. Jadi
tanggung jawab agama ini bukanlah untuk laki laki saja tetapi untuk kaum
wanitanya juga.
Kepentingan Masturot (Dakwah Dikalangan Wanita)
Kita akan bermudzakaroh tentang pentingnya melibatkan isteri dalam
kerja dakwah kita :
1. Bagaimana tanggung jawab isteri kepada suami.
2. Bagaiamana tanggung jawab isteri dalam kerja dakwah.
3. Bagaiamana kita meletakkan isteri kita dalam kerja dakwah
(tertib tertib masturot)
Alloh SWT sudah menyertakan umat ini dalam kerja kenabian yaitu
kerja dakwah. Semenjak hari pertama kenabian, maka Alloh SWT sudah perintahkan
kepada Rosululloh saw untuk mengumumkan kepada ummat ini bahwa :
"katakanlah wahai Muhammad ini adalah jalanku, yaitu mengajak
orang kepada Alloh, dengan hujjah yang nyata, aku dan pengikutku."
Maksudnya apa dari ayat ini, Nabi saw menyampaikan jalan hidupnya, way
of life of Rosululloh saw, Manhaju Hayati. Apa kerja Nabi saw ? yaitu
mengajak orang untuk taat kepada Alloh, dakwah. Ala Bashirohtin yaitu dengan
Hujah yang nyata, dengan dalil yang jelas, dan pandangan hati (keyakinan). Jadi
kerja dakwah ini berdasarkan ala Bashirotin atau pandangan hati, bukan
bashorin atau pandangan mata.
Syeikh Ilyas rah.a katakan :
"Orang yang mampu menghandle kerja dakwah, baik yang mampu
untuk keluar atau pun menghidupkan maqomi, adalah orang orang yang memiliki
keyakinan (bashiroh)."
Orang yang tidak mempunyai keyakinan atau bashiroh tidak akan mampu
istiqomah dalam dakwah atau pun menghandle kerja dakwahnya dengan baik. Kerja
dakwah ini menggunakan bashiroh kalau kerja dunia bashorin.
Contohnya :
"Ketika waktu Dzuhur datang, dia mengojek, sudah mau ke
masjid, tiba tiba orang datang minta dihantarkan ke Tanah Abang dengan tarif
Rp, 100.000,- tidak jauh dari masjidnya. Padahal ke Tanah Abang dari situ cuma
Rp. 10.000,- , tapi ini dikasih 10 kali lipatnya. Jika si ojek ini bashirohnya
tidak tajam maka dia akan antarkan orang ini ke Tanah Abang sehingga dia masbuk
sholatnya dan kehilangan sholat sunnah qobliah demi Rp. 100.000,-.
Kalo si ojek ini bashirohnya tinggi maka dia akan tolak tawaran itu
dengan katakan "walaupun kamu beri 1 Milyar saya tidak akan
mengantarkan bapak kalau harus kehilangan sholat atau jadi masbuk."
Ini karena si ojek tau nilainya takbiratul ula, inilah bashiroh.
Inilah maksud dari orang yang mampu menghandle kerja dakwah ini
adalah orang orang yang punya bashiroh, ala bashirotin. Jadi kerja dakwah ini
kerja siapa ? ana wamanit taba'ani, yaitu aku dan pengikutku. Siapa saja ini
pengikut Rosululloh saw ? ini termasuk laki laki dan perempuan, dua dua
mempunyai tanggung jawab yang sama terhadap dakwah. Jadi kewajiban mendakwahkan
agama ini bukan tanggung jawab laki laki saja tapi laki laki dan wanita juga.
Begitu juga para sahabat laki laki dan wanita, kerja sama dalam
dakwah, maka Alloh puji mereka :
"Sesungguhnya kalian adalah ummat yang terbaik yang dilahirkan
untuk manusia menyeru kepada yang Ma'ruf (dakwah) dan mencegah yang mungkar,
dan beriman kepada Alloh..." (QS: 3 : 111)
Pujian ini bukan untuk laki laki saja, bukan hanya untuk AbuBakar
ra, Umar ra, Utsman ra, Ali ra, tidak, tetapi juga untuk, Aisyah ra, Hafsah ra,
Khadijah ra, Fathimah ra, dan yang lainnya, laki laki dan wanita. Jadi kata
kata "kuntum" di sini ini untuk ummat Nabi saw, laki laki dan wanita.
Bahkan Alloh tekankan lagi dalam surat Taubah tentang pentingnya kerja sama
suami istrei, laki laki dan wanita dalam menghandle kerja dakwah :
" Para mukmin laki laki dan mukmin perempuan dapat satu sama
lain bekerja sama , saling tolong menolong"
Bekerja sama dan saling tolong menolong dalam
hal apa ?
1. Kalau kerja sama dalam bikin rumah, ini burung pun juga bisa.
2. Kalau kerjasama dalam hal mencari nafkah, orang China lebih
pandai (begitu juga Yahudi)
Kalau kita lihat di Glodok toko orang China ini pasti ada isterinya
ikut jaga. Boleh dikatakan keajaiban dunia yang berapa kalau ada toko China,
isterinya ga ada di toko.
3. Kalau kerjasama hanya dalam hal mencetak anak saja, ini banyak
binatang yang lebih pandai dari manusia. Contoh : tidak ada babi lahir anaknya
satu, tidak ada, babi ini sekali melahirkan anaknya bisa 5 s/d 7.
Maka untuk membedakan kerjasama yang dimaksud adalah :
1. Kerjasama dalam dakwah.
2. Kerjasama dalam mendirikan sholat.
3. Kerjasama dalam membayar zakat dan sedekah
Daling mengingatkan
4. Kerjasama dalam mentaati perintah Alloh dan sunnah sunnah Nabi
saw
Inilah kerjasama dalam maksud hidup :
1. Dalam Dakwah.
2. Dalam Menegakkan Sholat.
3. Dalam Menunaikan Hak Hak Orang Lain yaitu Dengan Membayar Zakat.
4. Dalam Mentaati Perintah Alloh SWT dan Sunnah Sunnah Nabi saw.
Maka jika kerjasama ini dilakukan janji Alloh :
Artinya : "Mereka akan mendapatkan limpahan Rahmat daripada
Alloh SWT." (QS 9 : 71)
Jadi suami isteri akan mendapatkan limpahan Rahmat Alloh SWT
setelah ada kerjasama dalam mencapai maksud hidup. Namun Rahmat Alloh tidak
akan turun jika suami isteri ini hanya kerjasama untuk keperluan hidup. Ini
ayat ayat al Quran yang menyeru kita untuk bekerja sama dengan isteri kita
dalam maksud hidup yaitu dakwah. Nabi saw juga memberikan contoh kepada ummat
tentang pentingnya kerjasama dalam dakwah dengan isteri ini. Ketika dalam
keadaan pada waktu itu kerisauan yang luar biasa, ketika menerima wahyu pertama
kali, orang yang pertama kali Nabi saw temui ini untuk dijadikan partner dalam
dakwah bukan Abu Bakar ra, sahabatnya, atau Ali ra, keponakannya, tidak, tapi
orang yang pertama kali Nabi saw temui adalah isterinya, Khadijah r.ha. Dari
Goa Hira langsung ke rumah isterinya Khadijah r.ha.
Dunia boleh menentang tapi kalau isteri mendukung, maka itu adalah
pintu gerbang bagi kehidupan seorang da'i. Namun dunia setuju sama dia, orang
suka denger bayannya, tapi isterinya tidak setuju, maka ini adalah kehidupan
yang seperti neraka bagi seorang da'i. Nabi saw memberikan contoh, sunnah yang
paling hebat, yang pertama kali Nabi saw lakukan dalam kerja ini adalah
menjadikan isterinya partner dalam kerja dakwah. Sejarah sudah membuktikan
zaman Nabi saw, bahwasanya Nabi Nabi yang dibantu oleh isteri isteri mereka
maka tasykilannya banyak, pengikutnya banyak :
1. Nabi Ibrahim as dibantu oleh dua isterinya : Sarah r.ha dan
Hajar r.ha - banyak pengikutnya dan banyak lahir Nabi Nabi dari mereka.
2. Nabi Musa as didukung oleh isterinya : Safurah r.ha - waktu
sakit ditinggal di lereng gunung demi dakwah ke Firaun hingga Bani Israel
mengikutinya.
3. Nabi Muhammad saw didukung oleh isteri isterinya - Ummatnya
banyak sekali hingga hari ini.
Sedangkan nabi nabi yang tidak didukung isterinya dalam kerja
dakwah ini maka sejarah membuktikan tasykilannya sedikit. Memang hidayah ada di
tangan Alloh SWT, namun asbab daripada sedikitnya taskylan ini sudah Alloh
jelaskan dalam al Quran :
1. Nabi Nuh as letih siang malam dakwah selama 950 tahun tapi
tasykilannya hanya 83 orang saja.
2. Nabi Luth as dakwah dalam waktu yang lama tapi tasykilannya
hanya kedua putrinya saja, kenapa ? ini Alloh ceritakan dalam al Quran bahwa
Nabi Nuh as dan Nabi Luth as mereka tidak mendapat dukungan dari pada isteri
mereka. Isteri Nabi Nuh as dan isteri Nabi Luth as , dua duanya berada di dalam
naungan dua orang sholeh, yaitu dua orang Nabi, namun mereka telah melakukan
pengkhianatan kepada suami mereka. Pengkhianatan seperti apa yang dimaksud
Alloh SWT ? Isteri Nabi Nuh as berkhidmat kepada Nabi Nuh as, peran sebagai
isteri tetap dijalankan. Kewajibannya sebagai isteri tetap dijalankan dalam
memenuhi kebutuhan dan keperluan suami. Namun pengkhianatan di sini bukannya
isteri Nabi Nuh as itu selingkuh, tidak. Pengkhianatan di sini adalah menurut
al Quran tidak sertanya isteri dalam perjuangan dakwah suami.
"Jadi pengkhianatan seorang isteri adalah ketika isteri tidak
ikut serta dalam perjuangan dakwah suami. Sedangkan suami yang tidak mengikut
sertakan isterinya dalam kerja dakwah ini adalah suami yang membiarkan
isterinya dalam pengkhianatan."
Apakah kita merasa gembira mempunyai isteri
yang "khianat" ?
Na'udzubillah. Kenapa kita musti senang hidup bersama isteri yang
"khianat" ? Kita sangat marah bila isteri kita terkesan dengan laki
laki lain, tapi tidak marah kalau isteri tidak ikut dalam kerja dakwah. Hari
ini kita merasa berdosa kalau tidak sholat, tapi tidak merasa berdosa kalau
tidak jaulah. Hari ini kita merasa berdosa kalau tidak bayar zakat, tapi tidak
merasa berdosa kalau taklim di rumah tidak hidup. Padahal tidak hidupnya
jaulah, tidak hidupnya taklim, lebih berdosa dari itu semua.
Wallahu a’lam.
No comments:
Post a Comment