Terheran-heran. Tapi itulah
kenyataan. Seseorang – yang mungkin dengan mudahnya – melepas jilbabnya dan
merasa enjoy mempertontonkan kecantikannya. Entah dengan alasan apa, kepuasan
pribadi, materi dunia, popularitas yang semuanya berujung pada satu hal, yaitu
hawa nafsu yang tak terbelenggu.
Padahal… nun di surga sana,
terdapat makhluk yang begitu cantik yang belum pernah seorang pun melihat ada makhluk
secantik itu. Dan mereka sangat pemalu dan terjaga sehingga kecantikan mereka
hanya dinikmati oleh suami-suami mereka di surga.
Berikut ini adalah kumpulan
ayat dan hadits yang menceritakan tentang para bidadari surga.
Harumnya Bidadari
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Sekiranya salah seorang bidadari surga datang
ke dunia, pasti ia akan menyinari langit dan bumi dan memenuhi antara langit
dan bumi dengan aroma yang harum semerbak. Sungguh tutup kepala salah seorang
wanita surga itu lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Bukhari dan
Muslim)
Kecantikan Fisik
Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Rombongan yang pertama masuk surga adalah dengan wajah
bercahaya bak rembulan di malam purnama. Rombongan berikutnya adalah dengan
wajah bercahaya seperti bintang-bintang yang berkemilau di langit.
Masing-masing orang di antara mereka mempunyai dua istri, dimana sumsum tulang
betisnya kelihatan dari balik dagingnya. Di dalam surga nanti tidak ada
bujangan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
كَذَلِكَ
وَزَوَّجْنَاهُم بِحُورٍ عِينٍ
“Demikianlah. Dan Kami
berikan kepada mereka bidadari.” (Qs. Ad-Dukhan: 54)
Abu Shuhaib al-Karami
mengatakan, “Yang dimaksud dengan hur adalah bentuk jamak dari haura,
yaitu wanita muda yang cantik jelita dengan kulit yang putih dan dengan mata
yang sangat hitam. Sedangkan arti ‘ain adalah wanita yang memiliki mata yang
indah”.
Al-Hasan berpendapat bahwa
haura adalah wanita yang memiliki mata dengan putih mata yang sangat putih dan
hitam mata yang sangat hitam.
Sopan dan Pemalu
Allah Subhanahu wa Ta’ala
menyifati bidadari dengan “menundukkan pandangan” pada tiga tempat di
Al-Qur’an, yaitu:
“Di dalam surga, terdapat
bidadari-bidadari-bidadari yang sopan, yang menundukkan pandangannya, tidak
pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang
menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin. Maka nikmat Rabb-mu yang manakah
yang kamu dustakan? Seakan-akan biadadari itu permata yakut dan marjan.”
(Qs. Ar-Rahman: 56-58)
“Di sisi mereka ada
bidadari-bidadari yang tidak liar pandangannya dan jelita matanya.”
(Qs. Ash-Shaffat: 48)
“Dan pada sisi mereka (ada
bidadari-bidadari) yang tidak liar pandangannya dan sebaya umurnya.”
Seluruh ahli tafsir sepakat
bahwa pandangan para bidadari surgawi hanya tertuju untuk suami mereka,
sehingga mereka tidak pernah melirik lelaki lain.
Putihnya Bidadari
Allah Ta’ala berfirman, “Seakan-akan
bidadari itu permata yakut dan marjan.” (Qs. ar-Rahman: 58)
al-Hasan dan mayoritas ahli
tafsir lainnya mengatakan bahwa yang dimaksudkan adalah bidadari-bidadari surga
itu sebening yaqut dan seputih marjan.
Allah juga menyatakan,“(Bidadari-bidadari)
yang jelita, putih bersih dipingit dalam kemah.” (Qs. Ar-Rahman: 72)
Maksudnya mereka itu
dipingit hanya diperuntukkan bagi para suami mereka, sedangkan orang lain tidak
ada yang melihat dan tidak ada yang tahu. Mereka berada di dalam kemah.
Baiklah…ini adalah sedikit
gambaran yang Allah berikan tentang bidadari di surga. Karena bagaimanapun
gambaran itu, maka manusia tidak akan bisa membayangkan sesuai rupa aslinya,
karena sesuatu yang berada di surga adalah sesuatu yang tidak/belum pernah kita
lihat di dunia ini.
Dari Abu Hurairah
radhiallahu ‘anhu, mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Allah Azza wa Jalla berfirman, “Aku siapkan bagi hamba-hamba-Ku
yang shalih sesuatu yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh
telinga dan tidak pernah terlintas oleh pikiran.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Setelah mengetahui sifat
fisik dan akhlak bidadari, maka bukan berarti bidadari lebih baik daripada
wanita surga. Sesungguhnya wanita-wanita surga memiliki keutamaan yang sedemikian
besar, sebagaimana disebutkan dalam hadits,
“Sungguh tutup kepala salah
seorang wanita surga itu lebih baik daripada dunia dan seisinya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Dan lagi, seorang manusia
telah Allah ciptakan dengan sebaik-baik rupa,
“Dan manusia telah
diciptakan dengan sebaik-baik rupa.” (Qs. At-Tiin: 4)
Dari Ummu Salamah
radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Saya bertanya, “Wahai Rasulullah, manakah
yang lebih utama, wanita dunia ataukah bidadari yang bermata jeli?”
Beliau shallallahu’‘alaihi
wa sallam menjawab, “Wanita-wanita dunia lebih utama daripada
bidadari-bidadari yang bermata jeli, seperti kelebihan apa yang tampak daripada
apa yang tidak tampak.”
Saya bertanya, “Karena
apa wanita dunia lebih utama daripada mereka?”
Beliau menjawab, “Karena
shalat mereka, puasa dan ibadah mereka kepada Allah. Allah meletakkan cahaya di
wajah mereka, tubuh mereka adalah kain sutra, kulitnya putih bersih, pakaiannya
berwarna hijau, perhiasannya kekuning-kuningan, sanggulnya mutiara dan sisirnya
terbuat dari emas. Mereka berkata, ‘Kami hidup abadi dan tidak mati, kami lemah
lembut dan tidak jahat sama sekali, kami selalu mendampingi dan tidak beranjak
sama sekali, kami ridha dan tidak pernah bersungut-sungut sama sekali.
Berbahagialah orang yang memiliki kami dan kami memilikinya.’.” (HR. Ath
Thabrani)
Subhanallah. Betapa indahnya
perkataan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebuah perkataan yang
seharusnya membuat kita, wanita dunia, menjadi lebih bersemangat dan
bersungguh-sungguh untuk menjadi wanita shalihah. Berusaha untuk menjadi
sebaik-baik perhiasan. Berusaha dengan lebih keras untuk bisa menjadi wanita
penghuni surga..
Nah, tinggal tunggu lagi,
apakah kita mau berusaha menjadi salah satu dari wanita penghuni surga?
Maraji’:
Mukhtashor
Hadil al-Arwah ila Bilad al-Afrah (Tamasya ke Surga), Ibnu Qoyyim al-Jauziyyah.
No comments:
Post a Comment